Asal-usul Manusia



 Telah menjadi dasar manusia yang selalu bertanya tentang, “apa yang sebenarnya terjadi?” Seiring berjalannya waktu, dan perubahan kondisi kehidupan, maka manusia akan bepikir dan bertanya, “siapakah aku sebenarnya? Kenapa aku ada? Aku berasal darimana? Aku hendak pergi kemana? Setelah aku mati, apakah tak ada pembalasan sedang banyak ketidakadilan? Tujuanku hidup kemana?”
Apa yang sebenarnya terjadi?
 Ketika jantung berdetak, maka darah pun mengalir keseluruh tubuh. Sepasang mata bekerja menerawang sekitarnya. Semuanya hidup. Semuanya bergerak. Bahkan, air pun terus bergerak di sebuah sungai. Ketika pengetahuan menjadi ilmu yang tersusun secara sistematis, kita sadar bahwa alam semesta bergerak laksana hidup.
Namun, sampai saat ini, ilmuwan bingung, “darimana sebetulnya manusia berasal?” Jika tiap sesuatu ada awalnya begitu juga manusia, yang pasti berawal. Jangankan manusia, bagaimana seekor lalat pun berasal, ilmuwan bingung dibuatnya. Alam sungguh aneh! Siapakah yang memulai ini? Tentulah Tuhan semesta alam.
Baik, kita jawab dengan sadar bahwa Tuhan yang menciptakan alam semesta, termasuk manusia pertama. Tetapi lantas, semua telah terjawab? Saya pikir  tidak cukup sampai di situ. Karena manusia akan bertanya, “bagaimana manusia pertama itu diciptakan? Bahanya darimana? Kenapa manusia ada? Untuk apa manusia ada?”
Bagaimana manusia pertama diciptakan?
Informasi dari berbagai agama sangat beragam. Hal ini terjadi karena tergantung sejarah agama itu berasal. Agama samawi sepakat bahwa manusia diciptakan dari tanah, manusia pertama itu bernama Adam a.s. Namun yang menjadi pertanyaan, “bagaimanakah Adam a.s diciptakan? Dimanakah ia diciptakan, surga atau bumi?” Bagaikan pohon yang terus bercabang, agaknya tiap sesuatu berkembang menjadi pertanyaan baru.
Berpikir bagaimana Adam diciptakan kita akan menuju kesadaran bahwa kita terbatas. Terikat ruang dan waktu. Tetapi pikiran kita menembus ruang dan waktu berdasarkan informasi dan logika yang mencari sebuah jawaban. Bagaimanakah Adam a.s diciptakan? Jawaban bahwa Adam a.s berasal dari tanah, kita pikir baru menyentuh bahan, yang kita telusuri bahwa alam semesta merupakan kesatuan mutlak. Kita diciptakan terdapat sunatullah dan proses yang terjadi dengan kesengajaan. Jika Adam a.s diciptakan langsung dari tanah, maka hal tersebut laksana sihir. Bukankah Tuhan tidak menyukai sihir?
Jika beripikir bagaimana Adam a.s diciptakan takut tergelincir, merusak keyakinan yang kita anut sejak dahulu, coba kita arahkan bagaimana asal-usul alam semesta dan segala isinya.  Tujuan dari berpikir melihat realitas alam adalah menemukan asal-usul kita diciptakan, untuk apa kita ada? Apa yang sebenarnya terjadi?
Kita melihat televisi di sana ada tayangan World Wild, kita lihat macan tutul berlari menerkam kijang mencabik-cabiknya dan memakannya. Lantas, kita akan berpikir macan adalah binatang yang kejam? Ternyata tidak segampang itu mengatakan binatang tersebut adalah binatang yang kejam. Terlihat jelas ketika macan tutul yang dianggap buas menyayangi anaknya. Inilah realitas bahwa binatang pun mempunyai kasih sayang. Kebetulan? Silahkan kawan-kawan pikirkan.
Terlalu jauh menuju kasih sayang seekor binatang. Kita kembali membahias asal-usul binatang tersebut ada. Apa sebenarnya bahan untuk diciptakannya binatang tersebut, udara, tanah, air, besi atau mungkin bahan timbal lainnya? Mungkin jawaban yang merasa malas untuk memikirkannya, “binatang tersebut bebarengan turun dari surga?” Atau mungkin kawan-kawan akan menjawab bahwa semuanya ada dengan sendirinya? Sama saja tidak mempercayai Tuhan. Mungkin juga kawan-kawan akan menjawab Tuhan yang ciptakan dan Tuhan Mahakuasa kepada segala sesuatu. Jika pikiran ini yang timbul, maka yang muncul adalah kemalasan berpikir. Pantaslah kita mengalami kemunduran berpikir dan tidak mau peka melihat realitas yang terjadi.
Jadi, asal-usul manusia yang kita bahas minggu ini baru mencapai bahan. Manusia pertama Adam a.s diciptakan dari tanah dan bagaimanakah prosesnya, kita belum tahu. Tetapi, yang jelas adalah kita akan terus berpikir dan mencari jawaban.

Comments